CREATIVE ACCOUNTING
06.28 | Author: King Adoll

Akuntansi seringkali dianggap sebagai ilmu yang sempurna dan dapat memberikan informasi yang tepat, objektif, dan dapat diandalkan karena berkaitan dengan pencatatan dan pengukuran angka-angka. Namun, akuntansi dalam prosesnya sangat erat kaitannya dengan subjektifitas akuntan dalam proses penghitungan dan pengalokasian, dalam bahasa ‘kerennya’ dikenal dengan istilah judgement. Fleksibiltas dan subjektifitas akuntansi ini memberikan peluang kepada akuntan untuk lebih kreatif dan menghasilkan infromasi sesuai dengan kebutuhan pihak tertentu. Hal ini dikenal dengan creative accounting.
Creative accounting menurut Jameson adalah sebuah proses yang menggunakan aturan-aturan yang menyediakan fleksibilitas untuk membuat laporan keuangan keuangan kelihatan berbeda dari yang dimaksudkan aturan tersebut. Creative accounting biasa digambarkan sebagai fiddling atau cooking the books, earning management, manipulasi, kebohongan dan penyajian yang keliru, dan sebagai sebuah penyalahgunaan sistem akuntansi. Creative accounting tetap ada karena standar akuntansi mengisyaratkan adanya pengambilan keputusan. Creative accounting tidak melanggar hukum karena menggunakan celah dalam sebuah aturan namun ia melanggar tujuan dari hukum tersebut.
Keberadaan creative accounting tidak terlepas dari motif perusahaan. Akuntansi layaknya sebuah produk yang tergantung pada kekuatan supply dan demand, dan akuntan dengan insentif mungkin menyediakan hasil sesuai dengan permintaan. Angka-angka akuntansi menggambarkan hubungan antara bisnis, pemberi pinjaman, manajer, politikus, karyawan, pelanggan dan pemasok dan bisnis memiliki insentif untuk menggunakan metode akuntansi untuk menghasilkan hasil yang terbaik untuk menarik investor dan meningkatkan bonus manajer.
Motif creative accounting adalah dengan menggunakan income smoothing yakni terkadang menunjukkan laba perusahaan yang stabil pada periode tertentu dengan menggunakan biaya atau pendapatan pada periode lain. Akuntan hanyalah bagian dalam proses ini dan tidak sendirian karena manjemen lain juga terlibat.
Menurut Shah, creative accounting dapat terjadi karena tiga alasan:
o Penilaian dan pilihan dalam aturan akuntansi
o Penciptaan transaksi palsu
o Penciptaan instrumen keuangan baru dan kompleks.
Mulford dan Comisky mengilustrasikan empat metode creative accounting:
o Pengakuan pendapatan yang belum waktunya atau pendapatan palsu
o Kapitalisasi biaya dan menggunakan periode yang lebih luas dalam mengamortisasi aset
o Klasifikasi dan pengungkapan
o Pengukuran laba pro-forma
Metode umum lainnya yang biasa digunakan dalam creative accounting termasuk kapitalisasi bunga, depresiasi, brand accounting, stock valuation. Berikut ini beberapa hal dalam akuntansi terakait dengan peluang creative accounting:
Sistem akuntansi-Ketika seorang akuntan diberikan sebuah fakta yang sama, mungkin saja mereka memberikan perlakuan yang berbeda. Fleksibilitas dalam sistem akuntansi inilah yang memberikan peluang terjadinya creative accounting. Fleksibilitas ini dapat dilihat dengan adanya sistem cash dan accrual basis accounting begitupula penggunan historical cost dan current cos dan lain-lainnya. Keputusan untuk memilih metode tertentu akan memberikan pengaruh yang besar terhadap informasi yang disajikan akuntansi. Kehadiran IFRS di pandang mengurangi hal tersebut namun IFRS sendiri menyediakan ruang yang semakin karena standar ini principle-based standard.
Aset dan estimasi-Penggunaan historical cost dalam menilai aset memberikan gambaran yang tidak sesuai dengan keadaan sekarang. Untuk mengatasi masalah ini, aset diniali secara regular atau dengan fair value. Penilaian ini angat kental dengan unsur subjektifitas dan dikontekskan dengan isu-isu.
Persediaan-Terdapat sejumlah cara dalam akuntansi persediaan. Persediaan dapat dinilai langsung, atau dengan menambah biaya lain yang termasuk sejak perolehan persediaan hingga kondisi terakhir sebelum dijual. Sebagai contoh, diskon pembelian bisa saja digunakan untuk mengambarkan nilai persediaan yang rendah dan akan menggambarkan profit yang lebih tinggi.
Kewajiban dan off-balance sheet financing-Penggunaan instrumen keuangan baik dalam restrukturisasi, spekulasi dan tujuan hedging menambah kompleksitas sehingga memberikan peluang baru bagi akuntan dan manajer untuk menemukan cara baru dalam memanipulasi laporan keuangan.
Kontrak jangka panjang dan pengakuan pendapatan-Akuntansi untuk kontrak jangka panjang memberikan peluang untuk creative accounting dengan adanya pendapatan dari kontrak yang tidak pasti untuk tipa periodenya. Akuntan bisa menggunakanya untuk income smooth.
Kapitalisasi dan penundaan biaya-Profit ditentukan dengan mengurangi biaya dari pendapatan; biaya merupakan titik utama dalam proses creative accounting. Mengurangi biaya dapat dilakukan dengan menunda biaya hingga periode ke depan, kapitalisasi mereka atau membebankannya ke akun yang ditetapkan.
Merger dan take overs-Dalam kasus merger atau pengambilalihan, akuntan memiliki motivasi untuk menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan sehat dan going concern. Hal yang dilakukan adaalah dengan menyajikan periode setelah pengambilalihan ke periode sekarang sehingga memberikan gambaran bagus tentang perusahaan.
Translasi mata uang asing-Bisnis yang memiliki operasi lintas negara menghadapi dua masalah akuntansi: pengungkapan transaksi dan translasi. Hal ini sangat kompleks perlakuannya sehingga peluang creative accounting semakin besar.
Transfer pricing-Kebijakan transfer pricing tidak memiliki aturan universal berterima umum. Transfer pricing biasanya digunakan untuk menghindari pajak.
Penganggaran-Performa manajer biasanya dimonitor lewat anggarang yang mereka persiapkan. Dengan mengolah anggaran, manajemen mempersiapkan diri mereka dengan target yang dapat dicapai untuk sebuah pencapaian impresif.

|
This entry was posted on 06.28 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar:

Gayus Bernyanyi